BERANDA · MENU · ARTIKEL · KAJIAN IPTEK

Tips Menulis Ala Gol A Gong



Senin, 28 Mei 2016 - Pukul 21.45 di Rumah Dunia, Serang, Banten.

Setelah Gol A Gong memaparkan kisah pendirian Rumah Dunia, beliau meneruskan dengan menjawab pertanyaan dari salah seorang peserta tentang tips menulis ala Gol A Gong. Diawali dengan pemaparan 3 hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang jika berlebihan. 3 hal tersebut yakni, harta, lawan jenis, dan tahta. Gol A Gong juga menyelipkan pesan jangan pernah membunuh ide seseorang. Sebagai contoh, dalam sebuah grup diskusi, ketika ada seseorang yang mengusulkan sebuah ide, jangan langsung ditolak mentah-mentah. Alangkah lebih baiknya jika mendiskusikannya lebih lanjut.

Dilanjutkan dengan penjelasan kriteria ide yang keren menurut Gol A Gong. Ada 3 kriteria ide, yang pertama yakni sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Yang kedua, ide yang gila. Ide yang sama sekali tidak disangka dan mengejutkan. Dan kriteria terakhir, yakni ide yang unik.

Dan akhirnya sampailah pada penjelasan Gol A Gong tentang tips menulis. Beliau membaginya ke dalam 3 tahap yaitu pre-writing, writing, dan revisi. Untuk tahap pre-writing,lebih ditekankan pada riset atau yang biasa disebut penelitian, meliputi riset lapangan yang itu artinya terjun ke medan yang menjadi latar cerita untuk melihat langsung suasananya agar memudahkan dalam penulisan, maupun riset pustaka yang bisa didapat dari buku-buku atau sumber-sumber terkait. Biasanya orang memilih riset pustaka karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk melihat langsung kondisi latar cerita.

Gol A Gong juga menekankan betapa pentingnya membaca karena dalam QS. Al ‘Alaq ayat 1-5 Allah dengan tegas telah memerintahkan manusia untuk membaca. Diulang hingga dua kali dalam ayat 3 menunjukkan betapa pentingnya membaca, menunjukkan betapa tegasnya perintah dari Allah tersebut. Tambahan dari Gol A Gong, orang yang gemar membaca pasti bisa menulis. Jika tidak bisa, maka orang yang membaca tersebut tidak benar-benar memahami hakekat membaca atau tidak mengerti bagaimana caranya untuk menulis.


Terakhir, Gol A Gong berpesan bagi para peserta yang ingin menjadi penulis, maka belilah buku-buku penulis favorit, pelajari alurnya, dan tirulah gaya menulisnya.  Beliau menutup diskusi malam itu dengan berpesan bahwa menulis adalah pelajaran intelektual yang melibatkan pengetahuan dan wawasan yang luas dari penulisnya.

Artikel keren lainnya:

Literacy Camp 2016 Dorong Kebijakan Akses Buku Mudah


Banten - Literacy Camp 2016, telah berhasil memfasilitasi komunitas literasi dari seluruh Indonesia untuk berkumpul dan berkolaborasi, berbagi pengalaman selama mengelola komunitas literasi, seperti bagaimana cara merawat dan menguatkan komunitas literasi, berbagi kreativitas yang mampu menyegarkan gerakan komunitas literasi dan tentunya berbagi semangat untuk meningkatkan kekuatan, kualitas dan daya tahan komunitas literasi.

Literacy Camp 2016 ditutup dengan menjahit berbagai gagasan yang muncul selama kegiatan ini untuk ditindak lanjuti menjadi aksi yang bisa dilaksanakan  di tiap komunitas literasi sebagai kontribusi nyata dalam dunia literasi. Komunitas harus bergerak untuk terus menyebarkan manfaat keberadaanya.

Agenda bersama menjadi poin penting yang disepakati untuk dilaksanakan bersama dengan tujuan memperluas pengaruh gemar literasi diseluruh Indonesia. Beberapa agenda bersama tersebut adalah mengadakan Literasi Camp 2017 sebagai bukti konsistensi dalam berjuang di jalan literasi, dan membuat deklarasi kebebasan literasi. Deklarasi tersebut akan memuat poin-poin tentang mendorong kebijakan akses buku mudah, memperjuangkan kebebasan berkumpul-berbagi-bergerak dan memperjuangkan kebebasan berkarya. Dalam forum ini pun telah disepakati untuk menjadikan media social sebagai sarana pengontrol stabilitas gerakan komunitas literasi sebagai bentuk respon positif terhadap perkembangan teknologi yang ada.


‘’Babak baru dari gerakan literasi akan kita mulai, menjadi gerakan literasi yang siap berbagi dan berpihak kepada masyarakat. Gerakan literasi yang memiliki dimensi advokasi bagi masyarakat” pesan David Efendi  selaku perwakilan Majelis Pustaka Dan Informasi PP Muhammadiyah yang juga menjadi penutup literacy camp 2016. 

Artikel keren lainnya:

Event Literasi Terbesar se-Indonesia Dibuka


Serang - Pembukaan acara Literacy Camp 2016 Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah baru saja digelar di Pendopo Gubernur Provinsi Banten dengan mengangkat tema Reading-Writing-Moving. Selain didukung oleh Pemerintah Provinsi Banten, dalam menyelenggarakan acara ini Pimpinan Pusat IPM bekerjasama dengan Forum TBM, Rumah Dunia, dan PW IPM Banten.

M. Khoirul Huda menyambut seluruh peserta yang terdiri dari Pimpinan Wilayah IPM dan Komunitas Literasi se-Jawa Lampung dengan menegaskan bahwa istilah literacy sudah tidak asing lagi di kalangan pelajar, khususnya IPM, untuk itu diharapkan event yang bisa dibilang event literacy terbesar se-Indonesia tahun ini harus bisa lebih menggembirakan para aktivis di bidang Literacy. Hal ini diamini oleh Muhyi Muhas, PW Muhammadiyah Banten yang dalam sambutannya mendukung penuh acara yang rencananya akan berlangsung hingga dua hari ke depan. (SUN)

Artikel keren lainnya:

Muhammadiyah Didorong Gaungkan Gerakan Literasi

Yogyakartawww.ipm.or.id—Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Abdul Malik Fajar mengatakan, mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tekad bagi Negara Indonesia. Muhammadiyah, ujar dia, adalah salah satu organisasi Islam yang turut berperan dalam mencerdaskan bangsa lewat amal usaha pendidikannya.

“Sesungguhnya tugas mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas kegiatan pendidikan,” ucap Malik Fajar dalam acara Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB), di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (23/5). Menurut dia, mencerdaskan kehidupan bangsa hingga saat ini, belum ada penyelesaian yang jelas. Mantan Menteri Pendidikan Nasional ini menuturkan, pendidikan sangat penting bagi masyarakat Indonesia.

Karena, terang dia, pendidikan menjadi investasi masa depan masyarakat Indonesia. Semangat itu pun, tambah Malik Fajar, telah digelorakan oleh Muhammadiyah sejak berdirinya pada 1912 yaitu mengutamakan pendidikan sebagai ajang dakwah. “Ahmad Dahlan berpesan agar Muhammadiyah jangan pernah lelah memajukan pendidikan,” katanya di acara yang dihadiri banyak tokoh-tokoh pembangunan bangsa itu.

Jasa Muhammadiyah yang paling menonjol, menurutnya, adalah mencerdaskan bangsa. Berdasarkan visi Muhammadiyah untuk Indonesia berkemajuan, lanjut Malik Fajar, fokus utama organisasi gerakan pembaharuan ini yakni pada pendidikan. Melalui pendidikan lah, katanya, Indonesia akan menjadi bangsa yang berdaya saing kuat. “Faktor lemahnya pendidikan Indonesia disebabkan lemahnya minat membaca di masyarakat,” tegas dia.

Menyoal itu, ia menyarankan, Muhammadiyah harus tetap teguh pada pendidikan, tidak hanya melalui dakwah lisan namun juga pada dakwah tulisan. “Indonesia realitanya masih rendah literasi,” tutur dia memberitahukan. Karena itu, menurut dia, Muhammadiyah perlu menggaungkan gerakan membaca di Indonesia. “Rendahnya literasi itu menyebabkan rendahnya kita berfikir kritis,” tegas mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Padahal Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, kata Malik Fajar, dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung. Ia berpendapat, Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan menjadi momentum yang baik.

Tak hanya itu, ia mendorong agar Muhammadiyah membuat sekolah membaca, terutama di lingkungan universitas. “Saya kira, abad kedua Muhammadiyah dan Aisyiyah memokuskan pada peningkatan budaya literasi,” ujarnya mengharapkan.

[www.muhammadiyah.or.id]

Artikel keren lainnya:

Siswa SMP Unggulan Aisyiyah Belajar Merajut Asa Kehidupan

Bantulwww.ipm.or.id—SMP Unggulan ‘Aisyiyah Bantul (SMPUA) baru saja mengadakan homestay “AKU BISAA” pada hari Minggu-Rabu, 8-11 Mei 2016. Kegiatan homestay merupakan program unggulan perdana SMPUA yang berupa pengabdian pada masyarakat. Kegiatan wajib yang diikuti kelas VIII ini akan menjadi program rutin tahunan.

Kegiatan ini dilepas oleh Drs H Sahari pada Ahad sore (8/5/2016) dan diterjunkan ke empat daerah yang berbeda, yakni Pajangan, Pundong, Pleret, dan Imogiri. “Kegiatan homestay selama 4 hari 3 malam bertujuan untuk mendidik karakter para siswa agar bisa hidup mandiri dan bertangggung jawab dalam menjalankan segala aktivitasnya,” tutur kepala sekolah Hj Khusnul Hanifah, S.Pd.Si.

Peserta homestay diterjunkan secara berkelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 2-3 orang. Setiap kelompok tinggal di rumah orang tua asuh masing-masing yang kesehariannya bekerja sebagai petani, pedagang, atau usaha masyarakat kecil menengah.

Peserta homestay harus mengikuti kegiatan apa saja yang dilakukan oleh orang tua asuh. Kegiatan ini memberikan pelajaran yang berharga pada siswa SMPUA. Siswa dapat merasakan kehidupan bermasyarakat dan menjadi seperti orang tua asuh mereka. [suaramuhammadiyah.com]

Artikel keren lainnya:

Masyarakat Literasi Yogyakarta Buat Maklumat Buku

TUJUH MAKLUMAT BUKU DARI YOGYAKARTA – #MAKLUMATBUKU

Indonesia bukan hanya dibangun dengan tetabuhan perang, tapi juga dipahat lewat kata-kata dan perdebatan. Maka kita saksikan dalam kaca benggala sejarah nyaris seluruh tokoh kunci pergerakan yang sidik jarinya menempel dalam traktat perumusan bangsa dan pembentukan negara adalah para penulis dan pembaca buku. Mereka datang dari berbagai alam pikir, multiideologi, ragam suku, dan dari rumah bahasa yang majemuk.

Lalu kita melihat Indonesia adalah panggung kata-kata dan sekaligus perdebatan. Indonesia adalah eksperimen bagaimana kebhinnekaan dihidupkan dari sebuah pencarian dan gesekan ideologis dan pengetahuan. Pancasila, untuk menyebut salah satunya, adalah temuan asas yang lahir dari panggung perdebatan multi-ideologi itu.

Pasca Indonesia lahir sebagai negara, kita telah melewati nyaris seluruh eksperimen dan percobaan; dari perdebatan dalam ruang dan penerbitan buku, brosur, dan koran hingga pelaksanaan kehendak lewat operasi bersenjata paling berdarah di beberapa faset sejarah.
Menginsyafi sejarah panjang kita berbangsa dalam kemajemukan ideologi dan bernegara di sabuk geografis yang luas mestinya kita bisa belajar tentang arti penghormatan pada keragaman dan pentingnya mengekspresikan keyakinan lewat perdebatan.

Pemberangusan untuk membungkam pandangan yang berbeda dalam muatan atau isi buku justru bertentangan dengan semangat Pancasila yang menawarkan eklektisisme ketimbang keseragaman. Buku adalah ruang pengetahuan yang demokratis sehingga penyeragaman pandangan melalui pelarangan buku merupakan cara yang tidak demokratis. 

Pemberangusan buku akhir-akhir ini di berbagai kota yang dilakukan dengan dalih membawa pandangan dan falsafah tertentu yang berbahaya bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah tindakan yang tidak perlu terjadi di dalam masyarakat terbuka dan demokratis seperti saat ini. Apalagi, di tengah menguatnya usaha pemerintah yang bekerja sama dengan pegiat literasi mengampanyekan Indonesia untuk memperkuat kultur membaca, peristiwa ini menjadi semacam anakronisme.

Menyikapi situasi terkini yang menekan dan meresahkan, kami, Masyarakat Literasi Yogyakarta (MLY) yang terdiri dari penerbit, lembaga percetakan, toko buku, pelapak online, asosiasi buku, pembaca, pegiat media komunitas dan literasi, perupa, media independen, dan organisasi kemahasiswaan menyampaikan 7 (tujuh) maklumat:

  • SATU. Kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat di hadapan orang banyak lewat berbagai media, termasuk persamuan seni-budaya dan penerbitan buku, adalah amanat Reformasi dan Konstitusi yang mesti dijaga dan dirawat bersama dalam kerangka kebhinnekaan sebagai bangsa.
  • DUA. Setiap perselisihan pendapat atas pikiran yang berbeda hendaknya diselesaikan dengan jalan dialog dan/atau mimbar-mimbar perdebatan untuk memperkaya khasanah pengetahuan dan keilmuan.
  • TIGA. Segala bentuk pelarangan atas penerbitan buku dan produk-produk akal budi seyogyanya dilakukan pihak-pihak yang berwewenang atas seizin pengadilan sebagaimana diatur oleh hukum perundangan yang berlaku dengan mengedepankan aspek penghormatan pada hak asasi manusia, demokrasi, dan keadilan. Prosedur hukum yang dimaksud salah satunya seperti termaktub dalam Surat Keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Pelarangan Buku Nomor 6-13-20/PUU-VIII/2010.
  • EMPAT. Mendesak kepada lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk membuka secara bebas arsip-arsip negara yang terkait dengan tragedi 1965 dan pelanggaran HAM berat lainnya sebagai bagian dari upaya kita belajar dan memperkaya khasanah pengetahuan kesejarahan.
  • LIMA. Mendorong pemerintah, baik pusat dan daerah, menciptakan iklim perbukuan yang sehat, kompetitif, dan memberi perlindungan pada kerja penerbitan, diskusi buku, dan gerakan literasi yang inovatif sebagaimana diamanatkan preambule UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
  • ENAM. Asas, kerja umum, dan kegiatan harian ekosistem perbukuan membutuhkan aturan main yang jelas dan mengikat semua ekosistem yang bernaung di dalamnya. Oleh karena itu, mendesak Pemerintah dan DPR RI untuk menggodok dan segera mengesahkan UU Sistem Perbukuan Nasional yang demokratis.
  • TUJUH. Mendesak Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) sebagai salah satu dari asosiasi penerbit buku yang menjadi mitra pemerintah dan sudah berpengalaman dalam sejarah panjang perbukuan nasional senantiasa mengambil peran yang signifikan dan aktif-responsif untuk membangun komunikasi yang sehat dengan elemen-elemen masyarakat yang plural.


Demikian “Maklumat Buku” Masyarakat Literasi Yogyakarta yang disampaikan di Kota Yogyakarta (Kantor LBH Yogya), bertepatan pada Hari Buku Nasional, 17 Mei 2016.

MASYARAKAT LITERASI YOGYAKARTA (MLY)
  1. 3G Production
  2. Achmad Munjid (Akademisi)
  3. Adhe Maruf (Octopus Publishing)
  4. Aguk Irawan M.N. (Baitul Kilmah)
  5. Afthonul Afif (Penulis)
  6. Ahmad Sahide (Komunitas Belajar Menulis/KBM)
  7. Akhmad Irham (Gerilya Buku)
  8. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jogja
  9. Aliansi Penerbit Alternatif
  10. Alissa Wahid
  11. Andres Busrianto (Anagard/Street Artist)
  12. Andy Seno Aja (Seniman)
  13. Arif Abdulrakhim (Doelz Idea)
  14. Baskara T. Wardaya (Sejarawan)
  15. Bimo Adimoelya (Satunama Yogyakarta)
  16. Bintang Nusantara
  17. Bonar Saragih (Editor)
  18. Bondan Nusantara (Jurnalis dan Seniman)
  19. BPPM Balairung UGM
  20. Budiawan (Penulis dan Akademisi)
  21. Buku Papua
  22. Buldanul Khuri (MataBangsa)
  23. Bunda Kata
  24. Combine Resource Indonesia (CRI)
  25. Darmawan
  26. Dipo Andy Muttaqien (Yayasan Indonesia Buku)
  27. Djaman Baroe
  28. Djendelo Koffie
  29. Dodo Hartoko (Pekerja Buku dan Penggiat Seni)
  30. Dongeng Kopi Jogja
  31. Dwi Cipta (Penulis dan Pegiat Literasi)
  32. Eka Saputra (Bloger dan Pembangun Web)
  33. Elga Joan Sarapung (Peneliti)
  34. Fairuzul Mumtaz (Radio Buku)
  35. Faiz Ahsoul (Apresiasi Sastra/Apsas)
  36. Faruk H.T. (Penulis, Pengajar Sastra, dan Pengelola PKKH UGM)
  37. Forum TBM Yogyakarta
  38. Fransisca Dwi Indah Asmiarsi (Penggiat NGO)
  39. FX Widyatmoko Koskow (Pengajar Seni)
  40. Gading Publishing
  41. Galam Zulkifli (Seniman di Bale Black Box)
  42. Gambang Buku Budaya
  43. Garin Nugroho (Sutradara Film, Calon Wali Kota Jogja)
  44. Genta Publishing
  45. Guntur Narwaya (Pusham UII)
  46. Gusdurian
  47. Hasan Basri (Lesbumi PWNU DIY)
  48. Hasta Indriyana (Penyair)
  49. Hendra Himawan (Pengajar Seni)
  50. Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Yogyakarta
  51. Indonesian Visual Art Archive (IVAA)
  52. Indra Gunawan (Lebah Buku)
  53. Indra Ismawan (Narasi)
  54. Indro Suprobo (Penerjemah dan Editor)
  55. Info Seni Jogja (ISJ)
  56. INSIST Press
  57. Institut DIAN/Interfidei
  58. Interlude Publishing
  59. Iqbal Aji Daryono (Penulis/Gelar Pustaka)
  60. Irwan Bajang (Indie Book Corner)
  61. Jual Buku Sastra
  62. Kalatida
  63. Kampung Buku Jogja
  64. Katrin Bandel
  65. KBEA
  66. Kedung Darma Romansha (Penulis dan Pemeran)
  67. Kiri Sufi
  68. Klub Baca
  69. Klub Buku Yogyakarta
  70. Komunitas Mata Pena
  71. KUNCI Cultural Studies
  72. Kuncoro Hadi (Penulis Sejarah)
  73. LBH Yogyakarta
  74. Lidahibu
  75. Listeno Audio Book
  76. Listia (Peneliti, Penulis)
  77. LPM Ekspresi UNY
  78. LPM Mata Angin UPN
  79. LPM Poros UAD
  80. Jadul Maula (Wakil Ketua PWNU Yogyakarta)
  81. Majelis Pustaka Muhammadiyah (Yogyakarta)
  82. Markaban Anwar (Editor)
  83. Mediasastra.com
  84. Metabook
  85. Mojok.co dan Buku Mojok
  86. Muhammad Nursam (Ombak)
  87. Muhidin M. Dahlan (Warung Arsip)
  88. Ong Hari Wahyu (Pekerja Seni)
  89. Ons Untoro (Penggiat Sastra dan Kebudayaan)
  90. Penerbit Cakrawangsa
  91. Penerbit Kakatua
  92. Penerbit Kendi
  93. Penerbit Oak
  94. Perempuan Mahardika
  95. PINDAI
  96. Planet Bookstore
  97. PPMI Dewan Kota Jogja
  98. Puisi Indo Jogja
  99. Pusham UII
  100. Pussaka Institute
  101. Rain Rosidi (Kurator dan Pengajar Seni)
  102. Rakyat Sastra Jogja
  103. Ruang Kelas SD
  104. Rumah Baca Komunitas (RBK)
  105. Sanggar Pertunjukan Sastra (SPS)
  106. Sangkal Indie Book
  107. Shoffan Hanafi (Bookshop Online)
  108. Social Movement Institute (SMI)
  109. Stand Buku
  110. Stiletto Book
  111. Suhadi (Akademisi)
  112. Sulistyo (Distributor Buku Satu Makna)
  113. Tikah Kumala (Penulis)
  114. Titis Prihatini
  115. Togamas Jogja
  116. Toko Budi
  117. Utama Offset
  118. WarningMagz
  119. Wawan Arif
  120. Wahyudi Anggoro Hadi
  121. Wiwin Siti Aminah (Penggiat Gerakan Perempuan dan Dialog Antariman)
  122. Wiwitan Buku
  123. YANTRA Jogja
  124. Yasser Muhammad Arafat (Penulis dan Penggiat Masjid Jend Sudirman)
  125. Yoseph Yapi Taum (Akademisi dan Penulis)
  126. Yoshi Fajar Kresno Murti (Rumah Baca Cimot)
  127. Yusuf Efendi (Diandra Creativa)

Sumber:
foto: http://assets.kompas.com/data/photo/2016/05/17/1706524417201617627780x390.jpg
berita: http://radiobuku.com/2016/05/tujuh-maklumat-buku-dari-yogyakarta-maklumatbuku/

Artikel keren lainnya:

Gerakan Membaca Buku ala SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik

Gresikwww.ipm.or.id—Memperingari Hari Buku Nasional, 17 Mei 2106, SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik menyelengenggarakan gerakan baca buku. Kegiatan ini diikuti oleh 450 siswa, dari kelas VII dan VIII. Tema yang diangkat dalam kegiatan itu adalah pelajar berprestasi adalah pelajar yang gemar membaca.

Peringatan Hari Buku Nasional yang diliput beberapa media masa, mula cetak dan elektronik ini dimulai dari pukul 07,30 sampai 90.30. Gerakan ini bertujuan untuk memberikan semangat sekaligus menstimulasi siswa supaya gemar membaca.

Untuk itu, dalam kegiatan yang dimulai setelah semua siswa melaksanakan pembiasaan sholat dhuha di masjid, siswa melaksanakan membaca buku secara missal. Siswa membaca buku bacaan yang dibawa dari rumah. Baik itu buku fiksi dan nonfiksi. Mulai dari cerpen, novel, roman, keagamaan, biografi, motivasi, sampai dengan dengan buku pengetahuan dan wawasan lainnya.

 “Yang lebih penting lagi adalah, setelah kegiatan ini, bagaimana siswa mulai gemar baca,” ujar Ichwan Arif, S.S., ketua kegiatan. “Membaca sudah dijadikan sebagai kebutuhan dan jadi budaya sehingga mereka memiliki wawasan yang luas,” tambahnya.

Gerakan membaca buku di Hari Buku Nasional yang diadakah di halaman sekolah ini mendapat sambutan luar biasa dari semua siswa. Hal ini bisa dilihat dari perhatian, ekspresi, dan intensitas mereka saat kegiatan.

Di sela-sela kegiatan gerakan baca buku, tampil 2 siswa yang menyampaikan resume dari hasil bacaan. Mereka menjelaskan isi bacaan pada semua audiensi. Dengan performance dan cara penceritaan, semua siswa terbawa alur naratologi yang disampaikan narrator. [rilis SMP Muh 12 GKB, 17 Mei 2016]

Artikel keren lainnya:

Lomba Desain Logo Muktamar XX IPM





Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) berinisiatif mengikutsertakan pelajar-pelajar kreatif menjadi bagian dari pelaku sejarah dalam perhelatan Muktamar XX Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). IPM yang merupakan organisasi terbaik tingkat Nasional dan peraih pengharagaan ASEAN TAYO mengajak adu kreatif dalam LOMBA DESAIN LOGO MUKTAMAR XX. Lima karya terbaik akan memperebutkan total hadiah Rp. 5.000.000,-

Ayo ajak teman-kerabatmu dalam lomba ini. Selamat berpartisipasi! :)

Untuk info lebih lanjut, klik disini

Artikel keren lainnya:

PR IPM MAM Al Mubaarak Peringati Isra' Mi'raj

Bengkuluwww.ipm.or.id—Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kreatif (MAM) Al-Mubaarak menyelenggarakan peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1437 H pada tanggal 06-08 Mei 2016. Acara pembukaan kegiatan ini dilaksanakan di Pusdiklat Al-Mubaarak, Komplek Islamic Centre Al-Mubaarak Kota Bengkulu, jum’at (06/05). Dengan mengangkat tema "Dirikan sholat, Hindari Maksiat, Prestasi Meningkat". Acara ini dibuka oleh Bapak Kepala Madrasah MAM Al-Mubaarak Henderi Alwas S.Pt.

Dalam sambutanya, Henderi Alwas berharap para Ipmawan dan Ipmawati dapat mengambil hikmah dari perisitiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. "Tema itu akan sangat bagus apabila diaplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari, tidak hanya sebatas kata-kata tetapi aksi nyata" Tutur Henderi “Kegiatan-kegiatan seperti ini harus terus ditumbuhkembangkan.

Karena kita tidak tahu jika anak-anak yang merupakan aset negara memiliki potensi yang sangat luar biasa” tambahnya Rangkaian Isra' Mi'raj ini diselenggarakan selama tiga hari 06-08 Mei 2016 dengan beberapa kegiatan antara lain: 1. Tabligh Akbar yang diisi oleh Ayahanda PDM Kota Bengkulu Drs. Effendi Joni, ZA 2. Training Motivasi diisi oleh PD IPM Kota Bengkulu di Komplek Almubaarak 3. Rihlah Dakwah ke Wahana Surya diisi oleh PK IMM Ekonomi UMB @Benteng. 4. Perlombaan seperti: a. Lomba Adzan b. Lomba Tilawah c. Lomba Ceramah d. Lomba Tahfiz Qur'an dan e. Lomba LCT .Peserta kegiatan ini adalah Pimpinan Ranting IPM MAM Al-Mubaarak dan PR IPM MTs Al-Mubaarak.




Artikel keren lainnya:

Aksi Kreatif Pelajar Pekalongan Menyambut Kelulusan

Pekalonganwww.ipm.or.idSabtu (7/5) Sejumlah pelajar dari beberapa sekolah Muhammadiyah melakukan kampanye dan aksi pelajar anti konvoi corat coret dengan membagikan makanan gratis kepada para pelintas jalan raya Pekajangan-Kedungwuni. Kegiatan itu digagas oleh Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM)  Kab.Pekalongan.
            Diselengarakannya agenda ini guna mengajak  para pelajar yang merayakan kelulusan  supaya tidak berkonvoi dan corat coret dengan anarki yang membahayakan dirinya dan masyarakat pada umumnya. Suryati selaku koordinator kegiatan tersebut ,mengatakan bahwa pikirkanlah apa yang harus kalian buat besok karena kegiatan kalian sekarang akan menentukan siapa kalian di masa yang akan datang.


Lebih dari 300 kotak  nasi habis dibagikan,respon positif juga di dapat  dari masyarakat,”Lanjutkan! ini kegiatan yang bagus, meluahkan rasa syukur  dengan kegiatan yang positif”,ujar salah satu supir angkot .Terlebih  pihak kepolisian juga turut mendukung dan berharap agar kegiatan ini bisa menjadi contoh para pelajar bagaimana cara bersyukur yang bermanfaat.Ia juga berharap agar tiap tahunnya diadakan supaya konvoi yang anarki bisa berkurang terlebih lagi hilang.Banyaknya tanda tangan yang tercoret pada kain yang telah disediakan menandakan bahwa mereka (masyarakat) menyetujui kampanye dan aksi tersebut.

Artikel keren lainnya:

KONPIDA IPM Jawa Tengah

Banjarnegarawww.ipm.or.id—Konferensi Pimpinan Daerah (KONPIDA) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Tengah dilaksanakan di Kabupaten Banjarnegara, tepatnya di SMA Muhammadiyah 1 Banjarnegara dan SD Muhammadiyah 1 Banjarnegara.

Acara dimulai pada tanggal 4 Mei 2016 dan akan berakhir pada tanggal 7 Mei 2016.KONPIDA merupakan musyawarah tertinggi kedua setelah Musyawarah Wilayah (MUSYWIL). Dalam KONPIDA kali IPM Jawa Tengah mengambil tema “Revitalisasi Humanitas Pelajar Muslim Jawa Tengah Dalam Bingkai Berkemajuan”.

Selain menjadi wadah progres laporan dan evaluasi, Konpida juga menjadi ajang kajian arah gerakan IPM ke depan yang sangat urgent dan strategis.
Dalam opening ceremony yang dilakukan pagi tadi, acara dibuka oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Beliau mengatakan bahwa seorang kader itu harus memiliki Tiga Fungsi, yaitu Pelopor, Pelangsung, Penyempurna.

Sebagai pelopor harus menjadi yang terdepan dalam hal kebaikan, selalu ada, dan selalu siap dalam hal apapun. Seorang kader muhammadiyah tidak boleh kalah dan tidak boleh tertinggal. Fungsi yang kedua sebagai pelangsung setiap kegiatan yang dilakukan, Sebagai fungsi Penyempurna, sebagai kader harus bisa menjadi dan membuat yang terbaik, menyempurnakan hal-hal yang telah diperjuangkan

Selain di hadiri oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, KONPIDA di Banjarnegara ini dihadiri oleh Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Azaki Khoerudin mengatakan bahwa sebaiknya Ikatan pelajar Muhammadiyah mempunyai jiwa entrepreneurship (Kewirausahaan) karena jiwa-jiwa seperti itu sangat dibutuhkan, Jangan hanya menjadi guru atau dosen saja, tetapi kader muhammadiyah juga harus ada yang menjadi wirausahawan dan juga ada yang masuk ke ranah politik, karena hal tersebut nantinya saling berkaitan.

Artikel keren lainnya:

Pelajari, Pahami, dan Amalkan Dakwah Islam

Lamonganwww.ipm.or.id—”Pelajari, pahami, amalkan, dakwahkan Islam,” pesan KH Achmad Fadhil ketika menjadi narasumber dalam acara Seminar Kristologi yang diselenggrakan oleh PR IPM Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan Putra, Kamis (5/5).

Acara ini bertujuan untuk menggairahkan kembali dakwah islam, terutama dikalangan pelajar Muhammadiyah. Acara ini dikemas secara menarik oleh narasumber dengan mengerucutkan pembahasan dengan lebih mempertajam keimanan dan ketauhidan kepada Allah, menomorsatukan islam sebagai agama yang harus diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari hari. “Umat islam harus bersungguh sungguh membentengi aqidah, iman dan agama kita,” tutur beliau yang juga pernah menjabat sebagai Ketua PCM Gubeng, Surabaya era 1985-2000 ini.

”Seminar ini tentunya menjadi bekal untuk para santri dan pelajar untuk lebih giat lagi dalam mempelajari islam secara utuh dan mendalam,”sambungnya. Tidak hanya itu, menurut beliau, pengetahuan ini akan sangat membantu dalam memantapkan iman dan keislaman dan menjadi pelecut semangat dalam beramar ma’ruf nahi munkar. Acara tersebut dihadiri oleh 207 Santriwan dan dibuka langsung oleh Ust Suwito, selaku sekretaris Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan.

Dalam sambutannya, Suwito menyampaikan bahwa untuk memperteguh keimanan, santri juga harus dibekali pengetahuan yang cukup untuk mengenal lahan dakwah di masyarakat. “Tantangan islam tidak hanya datang dari kondisi internal umat islam sendiri, tapi juga kepada tantangan eksternal yang ada dimasyarakat,” sambungnya. Para santri sangat antusias sekali menyimak penyampaian narasumber yang juga Wakil Ketua PDM Surabaya tahun 2000-2005 ini dari awal hingga akhir. ”Acara ini sangat bermanfaat, terutama bagi kami santri-santri Al Mizan, sebagai bekal dalam berdakwah dan pelajaran hidup bagi kehiduoan,”ujar salah seorang santri

Artikel keren lainnya: