BERANDA · MENU · ARTIKEL · KAJIAN IPTEK

Tahun Baru, Mau Apa?

Assalamu’alaikum...

Kabar baik semoga selalu bersama ipmawan dan ipmawati di manapun berada.
Tak terasa pergantian tahun tinggal beberapa jam lagi, bunyi terompet telah menggema kepadatan kendaraan telah mulai memenuhi jalan raya untuk menuju tempat-tempat perayaan tahun baru. Baik tua, muda dan anak-anak serta laki-laki dan perempuan semua berbondong-bondong mempersiapkan diri untuk menanti pegantian tahun.

Ada yang merayakan pergantian tahun ini dengan bakar-bakar, baik bakar ikan, bakar jagung dan bakar semangatpun ada, serta ada juga yang merayakannya dengan menghadiri hiburan-hiburan yang memang sengaja dipersiapkan untuk memperingati pergantian tahun ini.

Untuk itu, kami dari Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah mengajak para kader perserikatan serta kader ummah untuk mengisi pergantian tahun ini dengan melakukan muhasabah/ refleksi agar tahun mendatang lebih baik lagi serta lebih bermanfaat lagi dari tahun sebelumnya. Apa lagi malam ini adalah malam jum’at, kita sama-sama tahu Rasulullah SAW menyunnahkan kita untuk membaca surah Al-Kahfi. Jangan terlalu larut dengan uforianya sehingga teman-teman berlebihan dalam menyamput pergantian tahun baru, apa lagi, jangan sampai pada malam pergantian tahun baru ini teman-teman melakukan perbuatan yang tercela (maksiat).
Na’udzubillah tsumma na’u dzubillah.
#KDI_PPIPM

Artikel keren lainnya:

PW IPM Kaltim Dilantik

Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalimantan Timur periode 2015-2017 pada Sabtu (12/12) resmi dilantik di gedung Kesbangpol Kalimantan Timur. Acara yang dirangkai dengan Rapat Kerja Wilayah ini berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh Ipmawan Azaki Khoirudin, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Juga, Pimpinan Daerah IPM se-Kalimantan Timur.

Dalam sambutannya, Ipmawan Anshor HS, Ketua Umum PW IPM Kalimantan Timur menyerukan bahwa ia bertekad mewujudkan pelajar Kalimantan Timur yang bertauhid sosial dan berkemajuan demi terwujudnya pelajar Islam yang sebenar-benarnya.




Artikel keren lainnya:

IPM Raih Penghargaan OKP Berprestasi Keempat Kalinya


Jakarta –  Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia kembali menobatkan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi kepemudaan (OKP) Berprestasi tahun 2015 memperebutkan Soegondo Djojopoespito Award (12/12/15). IPM berhasil menjadi juara I OKP berprestasi 2015 menggunguli organisasi lainnya setelah melalui proses penilaian selama 2 bulan terakhir.

Deputi  I Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Dr. Yuni Poerwanti mengatakan  pemilihan ini bertujuan untuk meningkatkan peran OKP dalam berkiprah di masyarakat dan menguatkan kualitas internal organisasi. “saya mengucapkan selamat kepada IPM menjadi Juara” ujar Yuni saat penganugerahan OKP Berprestasi 2015 di hotel Best Western Horitson Jakarta Utara.

Dalam pemilihan tersebut penilaian meliputi administrasi, kinerja organisasi, karya dan pelaksanaan program yang memberi dampak perubahan sosial. Juara dalam dalam kompetisi ini berkesempatan untuk mewakili Indonesia di ajang Internasional. Ketua Umum Pimpinan Pusat IPM Muhammad Khoirul Huda, mengatakan terpilihnya IPM sebagai OKP berprestasi 2015 diharapkan bisa memacu semangat kadef untuk terus berperan bagi kemajuan bangsa “penghargaan ini kami persembahkan kepada seluruh pelajar Indonesia dimanapun berada yang tiada henti membangun negeri dengan karya dan prestasi tanpa kenal lelah” ujarnya.

Program yang diajukan oleh IPM adalah Book On The Street yang merupakan kelanjutan dari program Rumah Baca dan gerakan Iqro yang pernah di canangkan oleh IPM sejak 2006. Program Book On The Street merupakan ikhtiar IPM untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan menghadirkan tempat baca di ruang publik. Atas keberhasilannya, IPM berhak mendapatkan uang pembinaan dari pemerintah sebesar Rp 40 juta. IPM juga akan mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang ASEAN TAYO  (Ten Accomplished Youth Organization in Asean) mendatang.

Artikel keren lainnya:

IPM: Revolusi Mental Mutlak Dari Gerakan Literasi




Surabaya - Jelang Konferensi Pimpinan Wilayah (Konpiiwil) se-Indonesia, yang akan digelar akhir bulan Desember 2015 ini, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), selenggarakan Seminar Nasional di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jawa Timur. Seminar ini mengankat tema “Politik Pendidikan di Era Jokowi”.  Ahad, (6/12).
Menurut Azaki Khoirudin (Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat IPM), Seminar ini bertujuan mengevaluasi 1 tahun kinerja pemerintah periode presiden Joko Widodo. Sebagai gerakan yang fokus di dunia pelajar IPM memandang penting untuk berbicara tentang pendidikan.
Lebih-lebih pada saat kampanye, Jokowi telah menjadikan Revolusi Mental sebagai alat untuk menarik simpati rakyat. Jika Jokowi serius dengan slogan Revolusi Mental, maka sudah seharusnya program-program Jokowi harus banyak diperioritaskan pada pendidikan. “Pelajar sering menjadi korban kebijakan, ganti menteri, ganti kebijakan” tuturnya.  Keadaan ini tak boleh dibiarkan,”tambah Azaki.
Seminar ini dibuka oleh Dr. Syamsuddin, M.Ag (Wakil Ketua Muhammadiyah Jawa Timur). Dalam sambutannya, ia berpesan kepada IPM sebagai generasi terdidik untuk bersikap kritis terhadap realitas sosial. Sebagai umat wasathan (tengahan) yang mampu menjadi penengah dan tampil sebagi generasi yang mampu menjawab tantangan umat, bangsa dan dunia, termasuk dunia pendidikan.
Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si (Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur) selaku pembicara pertama memulai dengan ilustrasi bahwa “Kemakmuran suatu bangsa tidak bergantung pada luasnya wilayah yang dimiliki bangsa tersebut, juga bukan pada kesuburan tanahnya. Kemakmuran suatu bangsa terletak pada jumlah pikiran yang terdidik dan moral yang tinggi.  Suatu bangsa yg jumlah penduduknya kecil ... bisa saja memiliki kemakmuran ygjauh lebih besar, serta memiliki kekuatan fisik dan moral yg lebih besar daripada bangsa besar jumlah penduduknya”. 
Kegagalan pendidikansaat ini menurut Zainddin Maliki, diakibatkan beberapa hal seperti: moral dan mentalitas lemah, disiplin hilang, kecerdasan interpersonal lemah, disfunctional literacy karena gagal memberi 'pengetahuan  realitas', Illiterate, dan standart score test rendah. Baginya pendidikan yang baik, bukan bergantung pada kurikulum, tetapi dari pendidikan yang berangkat dari minat dan bakat siswa. Hingga ini Kemendikbud belum tuntas mengurus kurikulum. Pertanyaannya apakah Muhammadiyah tidak berani keluar dari kurikulum pemerintah? “Saya tidak percaya dengan Revolusi Mental,  Kalau evolusi mental baru ada, bagi saya mengubah mental  itu susah, lebih mudah mengubah fisik” tegasnya.
Zainuddin Maliki menawarkan beberapa solusi: pertama Membangun Masyarakat Pembelajar dengan memperbanyak toko buku dan perpustakaan. Kedua, mengembangkan pendidikan yang mendidik. Bukan sebaliknya pendidikan yang tidak mendididik.. Ketiga Transformasikan Survival Skillmenghadapi Abad 21/Era Globalisasi dengankurikulum progressive. Keempat, transfomasi Pendidikan Autentik, yaitu menajarkan apa yang ada dalam kehidupan (bukan hanya yang ada dalam kurikulum dan buku).Pendidikan Otentik dengan Pendidikan yang seolah-olah, dimana gurunya mengajar seolah-olah. Muridnya belajar seolah-olah. Jadi insinyur pun  yang seolah-olah.
Di sisi lain, sebenarnya program dan kinerja Jokowi mengamali paradok. Hal ini disampaikan oleh pembicara kedua Moh. Mudzakkir (Sosoiolog Pendidikan, yang juga Dosen Universitas Negeri Surabaya). Pada saat kampanye Jokowi memiliki Program Populis, yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebagai daya tarik politik kelas menengah ke bawah. Terdapat paradok di sini. Jika dulu SMK menjadikan Jokowi terkenal. Malah kini ada dalam visi misi Jokowi tidak ada untuk program SMK. Padahal SMK adalah kebutuhan riil untuk anak yang tidak bisa kuliah.
Selama ini “Pendidikan hanya sebagai alat untuk melegitimasi kekuasaan. Jangan heran jika ganti menteri, ganti kebijakan” tandas Moh. Mudzakkir. Pelajar dan dunia pendidikan selalu menjadi korban kebijakan yang salah. Misalnya problem karakter saat ini adalah terletak pada elit bangsa, politisi, akan tetapi malah pendidikan yang tidak salah menjadi obyek sasaran. Apartur negara yang tidak disiplin, malah rakyat yang disiplinkan. Pemimpin bangsa ini yang korupsi. Pelajar yang tidak bersalah menjadi korban kurikulum karanter dan pendidikan antikorupsi. Seharusnya yang dibereskan adalah elite negeri ini, bukan pelajar yang tak bersalah.
IPM Tentuharus menggalakkan danmeningkatkan tradisi membaca, pengadaan perpustakaan. Kalau komunis merebut alat-alat reproduksi. Maka IPM dengan paradigma kritisnya merebut alat produksi pengetahuan. Kampanye Buku, gerakan membaca.  Karena Revolusi Mental tak akan terjadi tanpa adanya budaya membaca dan literasi di masyarakat.

Artikel keren lainnya:

Seminar Pra-KONPIWIL


Artikel keren lainnya:

Dia-Lo-Gue #5 Building Digital Asset


Artikel keren lainnya:

Pertama Kali Dalam Sejarah Muhammadiyah: Din Syamsuddin Dilantik Jadi Ketua Ranting Muhammadiyah


Suasana Rapat Pemilihan Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pondok Labu, Cilandak, Jaksel, beberapa waktu lalu (25/10/15)

Jakarta—Pertama kali terjadi dalam sejarah Muhammadiyah, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat  Muhammadiyah dilantik menjadi Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM). Hal ini akan berlangsung pagi ini, Rabu (18/11/2015) pukul 09.00 di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Sesuai undangan yang diterima redaksi, pagi ini Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA akan dilantik menjadi Ketua PRM Pondok Labu oleh Ketua PDM Jakarta Selatan dan disaksikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr.  H. Haedar Nashir, M.Si.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Dr. Abdul Mu’ti di Jakarta langsung mengucapkan  selamat atas pelantikan Pimpinan Ranting Muhammadiyah ini, dan memberikan apresiasi positif serta mengaku banggga dan menilai terobosan yang dilakukan Din benar-benar sangat luar biasa karena pada susunan pengurus yang diterima, terdapat banyak tokoh nasional dan  internasional yang ikut bergabung.

“Salut. Mas Din telah melakukan hal baru. Bahwa beliau sebagai mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, kemudian mau turun langsung membina Umat di Pimpinan Ranting. Mas Din benar-benar membuktikan bahwa berkhidmat di  Muhammadiyah itu bukan sekedar karena  mencari kedudukan, tetapi yang dia lakukan adalah untuk memajukan Muhammadiyah dan bangsa di tingkat akar rumput,”ujar Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006 ini.
Mu’ti  berharap,  Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu yang dipimpin Din nantinya akan menjadi Ranting Teladan bagi Ranting yang lain di berbagai daerah di Indonesia.  “Yang  kita tunggu nanti, bagaimana Ranting ini akan menjadi Ranting ideal  dimana akan memiliki  amal usaha yang unggul dan tentu amal usaha yang bisa dibanggakan warga Muhamadiyah khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya,”tegas pria kelahiran Kudus, 2 September 1968 itu.

Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010 dan salahsatu  Advisor di The British Council London sejak 2006 ini mengakui, ini memang peristiwa pertama dalam sejarah Muhammadiyah. “Benar, ini pertama kali terjadi. Dulu Pak AR juga pernah, tetapi bukan menjadi Ketua Pimpinan Ranting. Pak AR masih berkenan masuk anggota PP Muhammadiyah setelah sukses menjadi Ketum beberapa periode. Tetapi kalau mantan Ketua Umum kemudian menjadi Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah, ini baru pertama,” jelasnya.

Ditambahkan, adanya susunan pengurus yang diisi orang besar, tentu akan menjadi tantangan tersendiri. Mu’ti  punya harapan besar akan segera adanya amal usaha yang unggul menjadi role model bagi Ranting yang lain.

Dalam dokumen yang diterima redaksi, memang terdapat nama-nama yang turut menjadi penasehat  Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu. Sebut saja, ada nama Jimmly Ashshidiqie, Ryaas Rasyid, Adi Sasono, bahkan ada nama Menteri Anies Baswedan. Ada anggota DPR RI Rully Chairul Azwar, dan Pengacara Senior Henry Yosodiningrat. Pelantikannya sendiri, akan dilaksanakan di Komplek Masjid Al Bay’ah Jalan Tridarma Pondok Labu, Cilandak Jakarta Selatan, tidak jauh dari kediaman Din Syamsuddin.

www.muhammadiyah.or.id

Artikel keren lainnya:

IPM Raih Penghargaan Pemuda Indonesia 2015

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) kembali memperoleh Penghargaan Pemuda Indonesia (PPI) tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda Olahraga pada saat malam Gebyar seni Budaya Indonesia sebagai rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke 87 di halaman kantor kemenpora Jakarta. Penghargaan diberikan kepada 5 individu terbaik dan 5 organisasi/komunitas terbaik, PP IPM yang pernah meraih 3 kali OKP Terbaik Nasional dan 2 kali ASEAN TAYO Award dalam PPI 2015 memperoleh penghargaan organisasi terbaik bidang Sosioprenuership.
Pada kesempatan tersebut turut hadir Deputi II Bidang Pengembangan Pemuda Sakhyan Asmara, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Djoko Pekik, Asisten Deputi Marheni Dyah Kusumawati dan Sriyono, selain Penghargaan Pemuda Indonesia 2015 panitia juga menggelar pentas tari dan wayang, dalam pidatonya Deputi II Bidang Pengembangan Pemuda Sakhyan Asmara menyampaikan bahwa pemuda pemudi indonesia harus mampu bersaing dengan pemuda pemudi di seluruh dunia melalui prestasi dan karya, “penghargaan ini adalah bentuk apresiasi pemerintah untuk meningkatkan prestasi dan semangat para pemuda Indonesia untuk terus berprestasi” ujar Sakhyan.         
        
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah M. Khoirul Huda mengatakan “Penghargaan ini merupakan buah dari prestasi kader-kader IPM di seluruh Indonesia yang dengan konsisten mendampingi dan memberdayakan pelajar di daerah hingga ke pelosok-pelosok”, untuk itu Pimpinan pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah menghimbau kepada Menpora agar lebih mengintensifkan pendampingan dan penghargaan bagi mereka yang berprestasi dan memiliki karya nyata bukan sekedar bicara saja.
Selain itu, Huda menambahkan, di luar sana masih banyak individu, organisasi, dan komunitas yang memiliki prestasi membanggakan, disisi lain banyak Organisasi Kepemudaan yang tidak memiliki karya, basis massa, program bahkan kantor sekertariat yang perlu ditertibkan oleh Kemenpora “mereka yang memiliki dedikasi tinggi memberdayakan pemuda baik di tingkat pusat maupun di pelosok pantas mendapatkan apresiasi, penghargaan dan bantuan dari pemerintah” ujar Huda.
Mereka yang mendapatkan Penghargaan Pemuda Indonesia (PPI) 2015 kategori individu adalah Lisa Iha, Bachtiar Baso, Naning Sri Rahayu, Ranu Iskandar dan Agus Setiawan, sedangkan untuk kategori organisasi terbaik adalah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), Dejavoo Kabaret, Balairung BPPM UGM, Center for Indonesiaan Medical Student’s Activities (CIMSA) dan Gerakan Kendari Mengajar. (sp/mch)

Artikel keren lainnya:

Jangan Anggap Tabu Kesehatan Reproduksi

Diskusi "Dialogue" tentang Kespro oleh Komnas Perempuan, ICFP, dan PP IPM. (Istimewa)
Diskusi “Dialogue” tentang Kespro oleh Komnas Perempuan, ICFPY, dan PP IPM.

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PPIPM) menggelar diskusi rutin “Dialogue” dengan tema Kesehatan Reproduksi, Pelajar Sehat Peduli Sesama, Selasa (27/10).
Kegiatan yang dilaksanan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta Pusat, PP IPM mengambil peran untuk memberikan pemahaman secara tuntas mengenai kesehatan reproduksi di kalangan pelajar yang selama ini di anggap tabu. Bekerjasama dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah kegiatan ini dihadiri 60 pelajar dari wilayah Jabodetabek dengan narasumber yang berasal dari Komnas Perempuan (Yulianti Muthmainah), International Conference Family Planing Youth (Loveria) dan Psikolog Muda (Tri Aryadi).

“Kesehatan reproduksi dianggap penting bukan hanya untuk kalangan perempuan saja, namun laki-laki pun harus memahami arti penting dari hak-hak reproduksi, dimana sasatannya adalah pelajar yang output nya akan menebarkan kebaikan sesama pelajar.” ujar Ketua Pelaksana yang sekaligus Sekretaris Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga PP IPM Cening Muthmainnah.

Komnas Perempuan Yulia Muthmainnah dan Bendahara Umum PP IPM Nurcholis Ali Sya'bana.
Komnas Perempuan Yulianti Muthmainnah dan Bendahara Umum PP IPM Nurcholis Ali Sya’bana.

Dalam sambutanya Bendahara Umum PP IPM Nurcholis Ali Sya’bana mengatakan bahwa pada saat ini kita khawatir terhadap perkembangan pola perilaku pelajar yang cenderung mengabaikan kesehatan reproduksi.

“Banyak kasus penyimpangan seperti kekerasan seksual, kehamilan yang tak diinginkan, hingga penyakit HIV dan lainya marak terjadi di kalangan pelajar. “ tuturnya.

Kedepannya PP IPM berharap agar pelajar di Indonesia lebih berhati-hati  dan memperhatikan kesehatan reproduksinya, sehingga tidak ada lagi perilaku-perilaku menyimpang yang berkaitan dengan hal tersebut.

Artikel keren lainnya:

PW IPM DIY Gelar Pelatihan Administrasi Kesekretariatan dan Keuangan


Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PW IPM DIY) menggelar Pelatihan Administrasi Kesekretariatan dan Keuangan, Ahad (11/10) di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Pelatihan ini dimaksudkan untuk melatih para sekretaris maupun bendahara di seluruh Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah se-Daerah Istimewa Yogyakarta dalam keadministrasian kesekretariatan dan keuangan, supaya dapat terstruktur dalam keadministrasiannya di seluruh pimpinan.

Dalam sambutan ketua panitia pelatihan, Tsania Nur Habiba mengharapkan semoga dalam pelatihan ini dapat menambah ilmu, wawasan, dan lebih menguatkan terhadap organisasi. Sehingga administrasi di IPM DIY akan lebih sinkron dari Pimpinan Ranting sampai ke Pimpinan Pusat.
Turut hadir Ketua Umum PW IPM DIY, Azhar Nasih Ulwan yang juga membuka acara tersebut. Beliau menyampaikan bahwa administrasi merupakan hal yang penting di dalam organisasi, dengan dilakukan administrasi dapat memproyeksikan rancangan ke depan dengan dokumentasi masa lalu, dan posisi administrasi adalah posisi yang tepat untuk belajar ihlas.

Adapun beberapa materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut, peran dan fungsi sekretaris dan bendahara, teknis administrasi kesekretarian dan keuangan IPM, sistem administrasi kesekretariatan berbasis IT DIY, dan sistem kas keluar dan masuk.

Artikel keren lainnya:

IPM Sebagai Alternatif Bimbingan Konseling di Sekolah

Bandar Lampung-20/9. Kretifitas ikatan pelajar muhammadiyah dalam meramu berbagai permasalahan pelajar yang kompleks, memunculkan beberapa ide dan gagasan baru. Gagasan perjuangan baru dalam membela hak pelajar.

Hak pelajar dewasa ini sudah mengalami pergeseran makna, kini makna  hak pelajar lebih menitikberatkan pada pelayanan sosial. Namun disamping itu ada hak pelajar yang bias dari pandangan steakholder sekolah. Hak pelajar yang lebih pada kreatifitas dan berekspresi.

Melalui Pelatihan Advokasi dan Pendampingan Pelajar, yang di selenggarakan oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah Lampung, melalui Bidang Advokasi. Mengusung garis besar Pembelaan dan Pendampingan Pelajar.

Pelatihan yang di selenggarakan tiga hari dari Jumat-Minggu , 18-20/2015. Merumuskan dan menjadikan IPM sebagai Alternatif BK di sekolah. Senada dengan itu, sesuai dengan tema kegiatan “membentuk karakter pelajar yang berjiwa sosial dan humanis”.

“Pelajar itu harus mempunyai karakter sosial dan humanis, jika pelajar hari ini sudah tidak peduli lagi dengan temannya, maka bagaimana pelajar akan membantu permasalahan(advokasi) temannya”. Ucap Rizal NS Selaku ketua panitia.

“Dengan pelatihan ini, IPM Lampung mencetuskan tagline IPM Sebagai  Alternatif BK sekolah bagi pelajar muhammadiyah di Lampung”,”Sehingga melalui pendampingan teman sebaya, IPM dapat menghadirkan suasana Bimbingan Konseling yang jauh dari proses peradilan disekolah”,Tegas Rizal NS yang juga Ketua Advokasi IPM Lampung.

Terakhir, “Pelatihan ini akan diteruskan di tingkat kabupaten/kota yang sektor pesertanya adalah pelajar SLTA, sehingga terdapat advokator pelajar untuk semua jajaran dan sampai sekolah kebermanfaatannya”. Tutup Teo Rendra Arifin Ketua Umum IPM Lampung.







Artikel keren lainnya:

Proposal Regional Meeting Bidang Organisasi Se-Jawa Bali

Artikel keren lainnya:

Susunan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020


Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang berlangsung di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 18-22 Syawal 1436 H bertepatan dengan 3 – 7 Agustus 2015 M, salah satunya telah memilih 13 anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020.  Hasil pemilihan dalam Sidang Tanwir tanggal 5 Agustus 2015, telah dipilih 13 orang dari 39 calon anggota tetap, yaitu sebagai berikut (berdasarkan urutan perolehan suara):
1. Haedar Nashir, Dr. H, M.Si
2. Yunahar Ilyas, Prof. Dr. H, Lc., M.Ag.
3. A. Dahlan Rais, Drs. H, M.Hum
4. M. Busyro Muqoddas, Dr. SH. M.Hum
5. Abdul Mu'ti,Dr. H, M.Ed.
6. Anwar Abbas,Dr,H. MM., M.Ag.
7. Muhadjir Effendy, Prof., Dr. H, M.A.P.
8. Syafiq A. Mughni, Prof. Dr.
9. Dadang Kahmad, Prof. Dr. H. M.SI.
10. Suyatno, Prof, Dr, M.Pd.
11. Agung Danarto, Dr. H, M.Ag.
12. M. Goodwill Zubir, Drs. H.
13. Hajriyanto Y. Thohari, Drs., MA.

Selanjutnya berdasarkan Pembahasan dan Keputusan Rapat Pleno Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 18 Agustus 2015 di Yogyakarta, maka telah disahkan tambahan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yaitu:

1. Marpuji Ali, Drs., H., M.Si.
2. Bahtiar Effendy, Prof., Dr.
3. Agus Taufiqurrohman, dr. H., M.Kes., Sp.S.
4. Noordjannah Djohantini, Dra. Hj., MM, M.Si.

Berdasarkan Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 124/KEP/I.0/D/2015 maka Susunan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020 adalah sebagai berikut:

Ketua Umum: Dr. H. Haedar Nashir, M.Si
Ketua:  Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc.,M.Ag.
Ketua:  Drs. H. A. Dahlan Rais, M.Hum.
Ketua:  Dr. H.M. Busyro Muqoddas, SH., M.H.
Ketua:  Dr. H. Anwar Abbas, M.M, M.Ag.
Ketua:  Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP.
Ketua:  Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni
Ketua:  Frof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si.
Ketua:  Drs. H. M. Goodwill Zubir
Ketua:  Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari, M.A.
Ketua:  Prof. Dr. Bahtiar Effendy
Ketua:  dr. H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes, Sp.S.
Ketua:  Dra. Hj. Noordjannah Djohantini. MM., M.Si.,

Sekretaris Umum:  Dr. H. Abdul Mu'ti, M.Ed,
Sekretaris:  Dr. H. Agung Danarto, M.Ag.

Bendahara Umum:  Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd.
Bendahara:  Drs. H. Marpuji Ali, M.Si.

Download SK PP Nomor 124/KEP/I.0/D/2015

www.muhammadiyah.or.id

Artikel keren lainnya: